Abstract
Penelitian ini mengajak untuk memikirkan ulang metode-metode yang digunakan dalam pendekatan filsafat feminis. Pemahaman feminisme di Indonesia perlu menggunakan kacamata baru agar dapat benar-benar membongkar pembentukan pengetahuan feminisme di Indonesia. Pendekatan feminisme dekolonial dapat memberikan pemahaman baru dan pertanyaan-pertanyaan baru tentang konstruksi pengetahuan feminisme di Indonesia. Penulis memfokuskan penulisan pada kekerasan epistemik yang terjadi akibat hegemoni diskursus feminisme yang dilakukan oleh kelompok elit dan kolonial. Penelitian ini mengangkat studi kasus feminis Indonesia Toeti Heraty, Kartini dan Siti Roehana serta menunjukkan bagaimana gurita pengetahuan kolonial menyusup dan mengakar di dalam kerangka berpikir ilmu pengetahuan. Pendekatan feminisme dekolonial yang ditawarkan di tulisan ini bukan upaya untuk balik ke esensialisme dengan mengagungkan diskursus nasionalisme tetapi lebih menggunakan pendekatan dekolonial untuk membangun epistemologi yang berkeadilan.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Copyright (c) 2022 Gadis Arivia
