Abstract
Tulisan ini membahas mengenai penerapan pedagogi feminis dalam ruang kelas filsafat. Nuansa misoginis dalam perkembangan pemikiran filsafat membatasi kesempatan perempuan dikenal sebagai filsuf. Jangankan dikenal pemikirannya, filsafat populer bahkan memiliki kecenderungan meminggirkan perempuan. Pola dalam kurikulum dan pedagogi umum menuntup kesempatan bagi perempuan berbagi pengalamannya. Padahal seharusnya filsafat memberi ruang atas keberagaman tersebut. Sifat inklusif dalam filsafat feminis harus dihadirkan. Persoalan ini saya angkat melalui penelusuran teori pedagogi feminis bell hooks. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah penceritaan pengalaman refleksi filosofis berdasarkan praktik yang telah dijalankan dalam ruang kelas. Tulisan ini menunjukkan pentingnya melakukan pemberontakan dalam mewujudkan perubahan melalui pedagogi feminis.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Copyright (c) 2022 Ikhaputri Widiantini
